Wednesday, November 24, 2010

Batal Pesiar dan Award pelipur lara!

Hari ini 'harusnya' sedang tidur nyenyak di pesawat. Besok paginya duduk takjim di ruang seminar, menjelang sore menyusuri pantai Losari, kemudian diakhiri makan malam dengan menu ikan bakar di salah satu resto disekitar situ. Lantas Jumat pagi sebelum sorenya balik ke Jakarta, saya akan berkunjung ke Fort Rotterdam dan bila masih mungkin ke tana toraja....stop! kok jadi mengkhayal jauh? Bukan mengkhayal, tapi memang seharusnya-sesuai rencana-begitulah jadwal kegiatan saya dan 2 rekan kantor di Makassar! Tapi semua rencana dan jadwal cakep itu buyar meninggalkan rasa pedih tiada tara. Gara-gara gak dapet tiket pesawat! Grhhh...ini gara-gara teman saya! (loh kok cari kambing hitam?)

Sebenarnya, seandainya kita aware, tu' tiket bisalah kami dapat karena rencana ke Makasar itu sudah dari seminggu lalu. Namun karena - human error-se-error-errornya- maka tak dapatlah tiket tu'! kok bisa? karena seminggu lalu kami malah sibuk cari hotel dari mulai bintang lima sampai kelas prodeo! Sayangnya, hasil perburuan hotel pun nihil, semua hotel full booked!. Awalnya kami berharap bisa menginap di hotel yang sama dengan tempat seminar, agar sewaktu-waktu saya bisa menengok baby Jasmine di kamar (ya... saya memang berencana bawa baby Jasmine dan si mbaknya, begitu pula temanku niat bawa salah satu anaknya!).

Kami sibuk cari hotel sana-sini, sampai teman suami yang kerja di makassar serta kerabat suami ponakan yang kebetulan tinggal di Makassar pun dikerahkan untuk berburu hotel! Saat itu kami pikir - salah satu dari kami bertiga- sebut saja 'Bolang'- yang bertugas cari tiket, telah menunaikan tugasnya dengan baik dan benar. Keyakinan itu dikuatkan dengan setiap kali Bolang memberikan info pada kami tentang jadwal pesawat anu tarif anu, bagaimana oke? oke!!! begitu sahut kami sepakat!. Lah..ternyata selama ini rekan kami yang lucu dan gemesin itu hanya mengecek jadwal sana-sini tanpa booking! tau sendiri kan? namanya tiket kalo kagak di-booking bakal disabet orang. Dan ini yang gawat: harga tiket bergerak makin mahal mendekati hari H keberangkatan!. Parahnya, kami baru menyadari kekhilafan ini Senin kemarin. Walhasil, Senin dan Selasa kami bergerilya telpon semua agen perjalanan. Dan hasilnya nihil! (Sebenernya sih masih ada penerbangan ke Makasar, tapi Rabu malam jam 9! mana mau saya terbang jam segitu, mana pake maskapai yang kurang bonafide - dengan harga selangit pula! Kalau saya pergi tanpa bawa baby Jasmine mungkin okelah).

Akhirnya, dengan pasrah, saya nyerah dan bilang ke kedua rekan saya bahwa saya mundur, silahkan saja kalo kalian berdua tetap mo terbang malam atau ngambil penerbangan Kamis pagi dan Jumat sore pulang! Saya sih kagak sanggup dah! secara ongkosnya kesana udah mahal, masa disana cuma semalam? cuma setor muka doank di seminar lantas balik Jakarta? no way...emangnya dari kantor ke Pasar Baroe apa?. Keberatan saya untuk pergi juga dipengaruhi oleh suasana hati yang mendadak ngerasa gak comfort gitu! Saya merasa kok banyak kendala menuju ke Makassar ya? mulai dari cari hotel susah, dapat tiket susah, udah gitu si mbak yang akan kuajak baru kutau ternyata gak punya KTP! (kan pas check in dan boarding pass suka diminta KTP atau identitas lain, apakah sesuai dengan nama di tiket? nah si mbak ku itu termasuk 'manusia tanpa identitas'- maklum dari kampung nun jauh disana!). Kemudian saya bilang ke rekan bahwa mungkin semua itu sebagai peringatan buat kami supaya jangan pergi! Rekanku diceritakan gitu sebelumnya gak percaya dan tetap akan terbang malam. Tapi kemudian, pas saya lagi perjalanan pulang kerja, dia mendadak sms dan bilang bahwa dia juga pilih mundur ga pergi deh! soalnya feeling-nya mendadak s0 bad juga! :(

Maka sepanjang perjalanan pulang ke rumah Selasa sore kemarin, saya sibuk telepon dan kirim sms permohonan maaf dan terima kasih kepada rekan dan kerabat yang telah bersusah payah dan dibikin repot mencarikan penginapan buat kami disana! (untung bunda Imhe atau bunda Ibad ga saya mintai tolong juga! padahal kemarin sempet terpikir untuk kontak mereka loh! :D ). Sekarang saya cuma bisa membayangkan saja bagaimana wajah kota Bapak Jusuf Kalla itu. Padahal saya seneng banget loh bisa ke Makassar! belum pernah saya kesana. Tak heran saya sampai bela-belain untuk memilih Makassar dan mengabaikan tawaran ke Medan dan Surabaya demi Makassar! Saya menolak Medan dan Surabaya karena kedua kota itu sudah pernah saya kunjungi. Saya pun deal sama rekan-rekan yang harusnya jatah mereka ke Makasar untuk bertukar posisi. Lalu bagaimana akhir ceritanya? beginilah... Medan-Surabaya lewat, Makassar pun hilang lenyap! dasar nasib...gagal maning-gagal maning pesiar ke luar daerah! Semoga lain waktu saya berkesempatan ke Makassar.

Untungnya...rasa sedih dan pilu, duka dan nestapa, siksa dan derita (lebay.com) tidak berlangsung lama! Blog ini obatnya! apalagi saat saya membuka blog dan ada pesan dari Nova yang bunyinya penuh suka cita: silahkan ambil Award kedua kalinya dari dia! Ya ampun dek manizz..... kok tau sih saya lagi sedih? makasih banyak ya!! that's what friends are for!! : and this is it... Award from Nova:



7 comments:

  1. hahahahaha.... pengen nerusin ketawa ngakak tapi nggak tega melihat tampang-mu yg super BT...
    padahal....udah mau nitip otak2 loooh

    ReplyDelete
  2. besok besok ke Brebes saja mbak, dijamin ora gagal maning. hehehe
    sip awardnya.

    ReplyDelete
  3. pasti ada hikmahnya mbak hehe, tuh misalnya dapat ewod :)

    ReplyDelete
  4. Emang bukan rejekinya bun buat pesiar, lain kali di arrange lagi yg bagus bun schedulenya dan yg utama booking pesawat, qiqiqiqi

    ReplyDelete
  5. @uma: gara2 penuh rencana dan wacana... :(
    @M A Vip: ke Brebes aku mampir kalo mudik lebaran! berarti lebaran tahun besok, aku ga usah beli telor asin ya? mampir ke rumah situ ah..
    @warcoff: pasti itu!

    ReplyDelete
  6. @ bunda Nayla: iya nih..kurang mantep arrange nya!

    ReplyDelete
  7. Bunda, padahal kami sdh menantikan dirimu di Makassar lho bund...untung restoran belum kami booking (qiqiqiqi)

    ReplyDelete

Orang Yang Baik Adalah Yang Mau Menerima Kritik Dari Manapun, Sekalipun Kritik itu Buruk.