Monday, March 28, 2011

Kiriman Bunga (lagi) *

image from google search
Aku mendapat bunga hari ini meski hari ini bukan hari istimewa dan bukan hari ulangtahunku. Semalam untuk pertama kalinya kami bertengkar dan ia melontarkan kata-kata menyakitkan. Aku tahu ia menyesali perbuatannya karena hari ini ia mengirim aku bunga.


Aku mendapat bunga lagi hari ini. Ini bukan ulangtahun perkawinan kami atau hari istimewa kami. Semalam ia menghempaskan aku ke dinding dan mulai mencekikku Aku bangun dengan memar dan rasa sakit sekujur tubuhku. Aku tahu ia menyesali (perbuatannya) karena ia mengirim bunga padaku hari ini.



Aku kembali mendapat bunga hari ini, padahal hari ini bukanlah hari Ibu atau hari istimewa lain. Semalam ia memukul aku lagi, lebih keras dibanding waktu-waktu yang lalu. Aku takut padanya tetapi aku takut meningggalkannya. Aku tidak punya uang. Lalu bagaimana aku bisa menghidupi anak-anakku? Namun, aku tahu ia menyesali (perbuatannya) semalam, karena hari ini ia kembali mengirimi aku bunga.



Ada bunga untukku hari ini. Hari ini adalah hari istimewa : inilah hari pemakamanku. Ia menganiayaku sampai mati tadi malam. Kalau saja aku punya cukup keberanian dan kekuatan untuk meninggalkannya, aku tidak akan mendapat bunga lagi hari ini….




catatan: tulisan ini diambil dari milis teman! Buat para wanita, berhentilah bersikap lemah!!
Image source: diambil di blog tetangga

19 comments:

  1. Kejam kali suaminya....
    (semoga ane terhindar dari sifat kayak gitu)

    ReplyDelete
  2. sereeem... kirain beneran... :(
    tp apa bener ya, pria2 abuser itu cenderung untuk menyiksa perempuan/pasangan yg memang memiliki ketergantungan finansial/emosional sama mereka.

    andai perempuannya juga secara emosional dan finansial mandiri nan galak gagah perkasa, pria2 abuser itu juga mikir2 lagi kali ya?

    ReplyDelete
  3. kirain pengalaman pribadi. saya tak pernah maen pukul lho mbak.

    ReplyDelete
  4. Oh iya, aku udah pernah baca kisah ini.
    Ya memang perempuan harus berani bertindak kalau dianiaya. Kita sendiri juga harus terus ada di samping teman perempuan yang membutuhkan.

    ReplyDelete
  5. @Ojo: saya percaya kok kamu ga main pukul! yg ada kamu korbannya kan? :D
    @ndutyke: ada mbak, banyak! mantan pembantuku jadi korban KDRT !
    @A Vip: pukul engga, nendang iya? :P

    ReplyDelete
  6. @zee: udah banyak loh kasus KDRT gini! tahun lalu tetangga sodaraku salah satu korbannya! dia mati krn dibentur2in suaminya ke tembok! :~

    ReplyDelete
  7. T.T
    Kalaupun diri sendiri g'berani, semoga orang disekitar/sahabat/keluarga, lebih berani untuk melawan.

    ReplyDelete
  8. alhamdulillah... sebesar-besarnya bara amarah dihati, selama belasan tahun, aku gak pernah melakukan kekerasan fisik thd istri..

    Krn apa? aku sangat menyayanginye jeng... :)

    ReplyDelete
  9. bunganya belum layu juga, bunga plastik ya mba?

    ReplyDelete
  10. hiks.. saya belum berkeluarga..
    insyaallah saya tidak seperti itu kelak.. *sigh*

    ReplyDelete
  11. ayo para wanita
    jangan lemah...
    hanya ada satu kata: LAWAN...

    sedj

    ReplyDelete
  12. saya mau dikirimin bunga.hehhe....berkunjung lagi nih mbak popi. apa kabar?

    ReplyDelete
  13. Aduuhhh.. sereeemmmm.. Kok ada sih yang kejam begitu? T_T

    ReplyDelete
  14. selamat siang Bu, ini ada kiriman bunga lagi

    ReplyDelete
  15. Mengerikan sekali. Kok sampai pada akhirnya berbicara tentang kematian. Dan ternyata bunga menjadi saksi atas semua kematian itu

    ReplyDelete
  16. ini salah satu dari 5 blog yang paling sering saya datangi di tahun ini. ini buktinya http://komacuma.blogspot.com/2011/04/cuma-lima-maaf-ya.html

    ReplyDelete
  17. Ceritanya dramatis. semoga tidak ada yang kejadian seperti itu

    ReplyDelete
  18. Kalau sudah main fisik dan itu sering dilakukan sepertinya sudah waktunya kita untuk merenung dan memikirkan yang terbaik ya mbak..

    btw,, salam kenal :D

    ReplyDelete
  19. kok gitu sih teh...jangan ampe lah, ane jadi korban...ane kan orangnya baik.. :p

    ReplyDelete

Orang Yang Baik Adalah Yang Mau Menerima Kritik Dari Manapun, Sekalipun Kritik itu Buruk.