Setelah sekian lama kita tidak pernah jalan bersama....(kyk syair lagu cinta ya? hihi.), di libur natal kemarin saya bareng keluarga besar ke Pulau Seribu. Enaknya punya keluarga 'besar' seperti ini nih: kami bisa saling berbagi biaya buat nginap, makan, dan sewa kapal. So..semua jadi terasa 'ringan' (ga juga sih, hiiks ..). Tapi yang paling utama : kebersamaan itu selalu menyenangkan!
Udah lama kami merencanakan ke Pulau Seribu. Dari beberapa tahun lalu kayaknya, tapi baru kesampean sekarang. Itu pun terasa ada yang kurang karena Ibu dan beberapa kakak ga ikut. Kami berangkat hari minggu pagi, dari rumah jam 06.00, naik kapal di Dermaga 6 Marina Ancol jam 09.00.
Gelombang laut saat Desember gini memang lagi besar-besarnya ya? itu yang lupa kami perhitungkan! Di laut hujan turun. Kapal kami terombang-ambing bikin penumpang sakit kepala dan beberapa terasa mual. Apalagi kalo memilih duduk di dalam. Makanya saya ajak Jasmine duduk di luar, setelah memastikan hujan ga turun lagi, sambil menikmati beberapa pulau yang kami lewati.
Tujuan pertama kami adalah Pulau Tidung Besar. Turun dari kapal hujan gerimis, kami pun pilih naik becak Rp15.000,- menuju jembatan penyeberangan ke Pulau Tidung Kecil. Hehe..ternyata disini ada beca juga ya? pasti kiriman beca Jakarta!. Kami menyeberangi jembatan kayu yang paaannnjang dan laaaama...menuju Pulau Tidung Kecil. O'iya hati-hati lewati jembatan kayu ini, soale agak keropos dan beberapa bolong-bolong! Jasmine hampir kejeglong masuk lubang. Tapi untungnya jembatan itu melintasi laut yang tak dalam! saya perhatikan airnya kehijauan dan nampak batu karang terpapar. Berarti ga dalam toh??
meniti jembatan kayu rapuh |
menuju Pulau Tidung Kecil |
water sport di Pulau Tidung Besar |
Dari Pulau Tidung, kami lanjutkan pelayaran ke pulau kecil samping Pulau Pramuka. Pulau ini tempat pembibitan ikan dan bandeng cabut duri. Tadinya kita mau lihat cara cabutin durinya bandeng, tapi sayangnya saat itu sedang tidak ada kegiatan dimaksud. Yang ada malah beberapa karyawan yang sedang cabutin uban dan bulu ketek...
di pulau tempat bandeng cabut duri |
Gagal lihat bandeng cabut duri, kami pun langsung ke Pulau Pramuka yang berada tepat disamping pulau kecil tadi. Pulau Pramuka merupakan pusat Pemerintahan Administratif Kabupaten Kepulauan Seribu (bener ga nulisnya ya?). Disini sarananya lengkap: ada RS, ada wisma, losmen, Mesjid Agung, tourist center dll. Mengenai Pulau Seribu, menurut peta yang terpampang di depan kantor Bupati sih ditulis ada 111 pulau di Pulau Seribu dan bukan Seribu pulau! lah..yang 889 pulau lagi kemana? pasti di korupsi.
Sayangnya di Pulau Pramuka ini kagak ada wisata airnya! Tadinya kupikir didepan penginapan, kami bisa main pasir di pantai, main banana boat, naik kano, snorkeling dan sejenisnya! Ternyata untuk kegiatan2 itu emang tepatnya di Pulau Tidung. Sedangkan untuk main di pantai dan snorkeling kami harus ke Pulau Smack down...alias Semak Daun! Dan menuju kesana -kembali- harus sewa kapal nelayan seharga Rp400.000,-an. Agak mengeryitkan dahi. Knapa harus sewa lagi? kan kapal sewaan kami bisa dipake kesana? daripada tu' kapal bengong nungguin kita di dermaga sehari semalam? tapi setelah kakak ku bilang: mungkin ini lah caranya agar nelayan/penduduk setempat bisa kebagian rejeki dari pengunjung (soale kalo kapal kami yang dari Marina, tentunya milik pengusaha Jakarta toh??). Okelah..demi kesejahteran seluruh rakyat Indonesia, kami setuju! Lagi pula kami terpesona dengan keramah tamahan kru kapal nelayan ini. Mereka dengan sabar mengajari kami snorkeling di tengah laut. Padahal, kebanyakan dari kami kagak bisa berenang! maka tak heran kalo tu' si abang ampe keberatan harus nahan cengkraman di lengan, bahu (untung ga ada yg megangin kepalanya!) dari peserta snorkeling yang takut kelelep.
Sayangnya di Pulau Pramuka ini kagak ada wisata airnya! Tadinya kupikir didepan penginapan, kami bisa main pasir di pantai, main banana boat, naik kano, snorkeling dan sejenisnya! Ternyata untuk kegiatan2 itu emang tepatnya di Pulau Tidung. Sedangkan untuk main di pantai dan snorkeling kami harus ke Pulau Smack down...alias Semak Daun! Dan menuju kesana -kembali- harus sewa kapal nelayan seharga Rp400.000,-an. Agak mengeryitkan dahi. Knapa harus sewa lagi? kan kapal sewaan kami bisa dipake kesana? daripada tu' kapal bengong nungguin kita di dermaga sehari semalam? tapi setelah kakak ku bilang: mungkin ini lah caranya agar nelayan/penduduk setempat bisa kebagian rejeki dari pengunjung (soale kalo kapal kami yang dari Marina, tentunya milik pengusaha Jakarta toh??). Okelah..demi kesejahteran seluruh rakyat Indonesia, kami setuju! Lagi pula kami terpesona dengan keramah tamahan kru kapal nelayan ini. Mereka dengan sabar mengajari kami snorkeling di tengah laut. Padahal, kebanyakan dari kami kagak bisa berenang! maka tak heran kalo tu' si abang ampe keberatan harus nahan cengkraman di lengan, bahu (untung ga ada yg megangin kepalanya!) dari peserta snorkeling yang takut kelelep.
mendpt pengarahan dr kru kapal |
latihan dulu di pinggir pantai |
ini di tengah laut loh! (itu yg bisa berdiri, krn pas ada karang gede) yg baju biru kru kapal sekaligus pelatih. Ampun deh..katanya , knapa jd pd ngeronyok gini?? |
Btw, Pulau Semak Daun adalah pulau kecil tak berfasilitas penginapan. Cuma ada 2-3 rumah penunggu pulau. Pas kesini ada sekelompok anak muda memasang tenda. Hei...jaga kebersihan ya Dik! sayang sekali kalo pulau seindah ini dikasih kenang2an sampah. Di Pulau Semak Daun kami cuma dikasih waktu 1 1/2 jam. Kurang puas ah!! Jasmine sampe ga mau pulang. Dia udah seneng banget bisa keciprak kecipruk di pantai. Ternyata di pulau ini kami cuma dikasih pemanasan dan dilatih cara snorkeling, sebelum akhirnya kami dibawa ke tengah laut seperti yang tadi kuceritakan.
Acara snorkeling di tengah laut sekitar 2 jam-an. Dan kayaknya belum cukup deh! beberapa dari kami kalo ga dipanggil naik, pasti milih mengambang pake pelampung di lautan atau tetap menikmati isi laut yang indah. Ada karang, ikan warna warni dan gerombolan ikan teri yang loncat-loncat. So...kenapa harus jauh-jauh ke Gili-Gili di Lombok, atau Bali ya? Kalo dengan biaya sekian kami bisa bawa rombongan kesini, sedangkan kalo ke Lombok atau Bali, paling cuma 2 atau 3 orang yang ter cover.
O'iya, kami menginap di sebuah rumah di Pulau Pramuka dengan harga sewa per malam Rp450.000,- sudah termasuk makan. Oke kan?? rumah dengan 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan 2 kamar mandi ini memang pas buat keluarga. Cuma, di pulau ini listrik baru nyala jam 5 sore sampai jam 7 pagi. Maklum, pake generator! Maka, malam hari kami pun berlomba-lomba nge-charge HP.
depan penginapan |
Kami pulang hari Senin, rencananya jam 10-an. Tapi kru kapal memundurkan jadwal jadi jam 13-an. Katanya gelombang laut sedang besar dan ini bisa bikin mual penumpang. Benar saja, saat kami pulang, laut sedang berombak besar! semua penumpang berikut barang2 yang kami bawa terpental kemana-mana. Kami lihat ada kapal nelayan terpontang panting hampir terbalik. Ya ampun...kalo gini jadi nyesel, kok milih akhir tahun ya? Akhirnya rencana mau singgah dulu di Pulau Onrust, Pulau Bidadari, Pulau Kayangan dan Pulau Kelor batal demi keamanan! Kami pengen cepat2 sampe di Ancol dan ga mau lama2 di laut. Kapal kami cuma memelankan lajunya saat melewati keempat pulau itu. Awak kapal memberi kami kesempatan untuk mengambil foto keempat pulau itu dari kapal.
Pulau Onrust yg mungil |
Korban kebuasan gelombang laut dari kami ada 3 orang! beberapa kali kakak -ku bolak-balik buang plastik isi muntah anaknya ke tong sampah di kapal. hehe...Untungnya ketiga anakku tahan banting. Terutama si kecil Jasmine! Mungkin karena dia sudah terbiasa kubawa pergi-pergian ya? sepanjang jalan dia cuma memeluk erat dan sesekali komentar bila ada pesawat udara lewat di atas kapal kami.
Sampai di dermaga Ancol, kakak iparku selaku pemimpin rombongan senyum2 trus nanya: gimana? kapok ga ke Pulau Seribu? enggaa........ Pulau Seribu bagus banget, cuma lain kali kita harus milih saat yang tepat kesana. Jangan pas akhir tahun!
wah asik jalan di hari libur,jadi ngiri nie mba :(
ReplyDeletengomong2 disana airnya masih jernih atau kagak ya mba ? soalnya kalau wilayah2 sekitar jakarta kan katanya rada tercemar gtu sama limbah
di pulau tidung di jembatan yg dilewati itu banyak bulu babinya loh...
ReplyDeletewah, ombak besar sampai terpental-pental. sama, saya juga begitu dulu dan orang-orang pada ketakutan, padahal lautnya kan dalamnya paling juga dua meter.
ReplyDeleteselamat tahun baru
wow .. fotonya cantik cantik, jadi pengen ke sana. ternyata ada becak juga ya di sana, bentuknya unik beda dgn besak di kampungku sana di jawa :)
ReplyDeleteterimakasih ýa ... met tahun baru :)
wah ke pulau seribu itu salah satu impianku....
ReplyDeletepingiiin deh... diving disana...
pulaunya pasti banyak banget ya Tante?
ReplyDeletepulau seribuku membawa sedikit shocking. gara-gara pulau itu, si Agree nggak daftar SD.
ReplyDeleteah senengnya bisa liburan nikmatin laut, sayang aku ga terlalu suka liat air yang super banyak kaya gitu, apalagi terombang-ambing diatasnya, bikin parno sendiri, poll takutnya :-P
ReplyDeleteeniwei, salam kenal ya :-)
Kayaknya seru jg liburan ke Pulau Tidung, tapi enak kalo rame2 ya bisa patungan sewa kapal, kalo enggak berat juga. #emakpelit :)
ReplyDeleteasalamualaikum
ReplyDeletesubhanallah indah sekali mba
saya jadi pingin wisata seperti yang dipostingkan ini.
@Andy: airnya lumayan msh jernih..aplg kalo pulau2 yg udh agk jauhan dr Jakarta.
ReplyDelete@r1o: bulu babi emang beracun ya?
@Avip: yg bener cuma 2 meter? ngarang banget! :(
@Ely: pulang ke Indonesia mbak!
@Elsa: ayo, El! ga rugi kesana loh! ;)
aku ga tahu bulu babi beracun tidak, tapi pastinya sakit kalau kena tusuk -_____-
Deletelucu baca tulisan mbak tentang 889 sisa pulau seribu dikorupsi :D
@Dija: cuma seratusan, ga sampe seribu kok! :)
ReplyDelete@zach: :D
@pitzput: thanks
@Asty: iya mbak, enaknya saweran ongkos, biar ringan!
@Nura: silahkan.. ;)
Hmmm... asik banget kayaknya jeng.... apakah untuk sewa kapal dari marinanya via biro perjalanan? Ada no telp-nya jeng?
ReplyDelete