Banyak hal unik dan menarik dalam kehidupan ini, dan ada yang membuat saya heran dan bertanya-tanya meski akhirnya terkadang tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Hal-hal menarik dan membuat saya heran itu akan saya jadikan postingan berseri. Nah postingan kali ini saya kasih judul "Saya heran Jilid I".
Apa saja sih yang membuat saya heran?
Di Kereta
Banyak hal menarik di kereta? kayaknya hampir semua sepakat. Diantaranya pas berangkat kerja pagi (sekitar jam 05.30 s.d 06.30) sudah bukan rahasia umum, jam segitu kereta lagi 'hot-hot' nya (hot bisa berarti 'penggemar kereta membludak' , bisa juga dalam arti sebenarnya alias puanass gerbongnya karena AC mati!). Yang saya heran, kok jam segitu masih ada penumpang ibu-ibu bawa anak bayi atau balita? Kalo mereka naiknya dari stasiun Bogor okelah. Masih ada kans buat duduk! tapi kebanyakan mereka naik dari stasiun-stasiun pertengahan... (mulai Bojong sampe Kalibata). Meski dari luar kereta udah nampak padat bergizi, mereka tetap nekad belusukan naik. Ini keheranan saya yang pertama.
Keheranan saya yang kedua, kok ada ya penumpang yang duduk enak dan ga peduli dengan Ibu bawa balita yang berdiri pas didepannya? beberapa kali saya temui ini! Umumnya mereka cuma melihat sekilas dan basa-basi menawarkan sang ibu agar anaknya mau duduk dipangkuannya (ya jelas pasti sang anak nolak! sapa pula anak yang mau dipangku orang asing?).
Karena tawarannya ditolak sang anak, penumpang itu pun langsung pura-pura merem dan lanjut tidur (pikirnya mungkin: saya udah baik hati nawarin kok!). Petugas Sentinel-lah yang akhirnya turun tangan. Kalo pun ga ada petugas, maka biasanya penumpang lain yang berdiri langsung menegur mereka-mereka yang duduk dan merem-merem ayam agar segera menyerahkan tempat duduknya pada sang ibu dan balita.
Karena tawarannya ditolak sang anak, penumpang itu pun langsung pura-pura merem dan lanjut tidur (pikirnya mungkin: saya udah baik hati nawarin kok!). Petugas Sentinel-lah yang akhirnya turun tangan. Kalo pun ga ada petugas, maka biasanya penumpang lain yang berdiri langsung menegur mereka-mereka yang duduk dan merem-merem ayam agar segera menyerahkan tempat duduknya pada sang ibu dan balita.
Sebenarnya saya agak maklum juga kenapa mereka ogah bangkit dari duduknya. Dapat duduk itu suatu perjuangan loh! kita naiknya harus sikut kanan kiri, injek depan belakang, pokoknya badan remuk! Udah gitu, kita berangkat kerja pagi buta dan pulang malam tuli. Tentunya kita lelah dan pengennya di kereta kita bisa tidur nyenyak.
So...kalo setelah 'perjuangan berat melelahkan' itu, mendadak di tengah jalan kita diminta berdiri untuk memberikan kursi pada orang lain, rasanya berattt banget!
Saya sendiri tipe orang yang ga tahan duduk lama. Saya hanya bisa tahan duduk lama pas depan komputer. Untungnya (lagi!) saya ga punya laptop mini atau Ipad yang bisa saya bawa di kereta (kalopun punya, saya ga akan bawa2 di kereta. Khwatir jadi sasaran copet atau sasaran kegencet badan orang!
So...kalo setelah 'perjuangan berat melelahkan' itu, mendadak di tengah jalan kita diminta berdiri untuk memberikan kursi pada orang lain, rasanya berattt banget!
Saya sendiri tipe orang yang ga tahan duduk lama. Saya hanya bisa tahan duduk lama pas depan komputer. Untungnya (lagi!) saya ga punya laptop mini atau Ipad yang bisa saya bawa di kereta (kalopun punya, saya ga akan bawa2 di kereta. Khwatir jadi sasaran copet atau sasaran kegencet badan orang!
Sungguh, duduk lama bikin pantat saya panas, tepos dan kaki pegel. Maka biasanya belum sampe stasiun tujuan pun, saya langsung berdiri dan memberi duduk pada orang depan saya.
Namun, begimanapun, saya juga ga bisa menyalahkan Ibu bawa balita yang naik kereta pada jam-jam sibuk gitu. Masa mereka mau dilarang naik?? kurasa mereka nekad naik KRL karena mereka harus berangkat jam segitu! kalo ga perlu-perlu banget ngapain coba menceburkan diri dalam gelombang penderitaan?
Saya cuma berharap, Pak Dahlan Iskan sekali-kali berkenan naik KRL AC Ekonomi antara jam 05.30 s.d 6.30 dari arah Bogor/Depok menuju Kota (jangan arah sebaliknya loh! karena kalo arah sebaliknya saya yakin Pak Dahlan malah bisa senam pagi di dalam kereta dengan leluasa!).
Satuju sama mbak Popi \^.^/
ReplyDeleteUsulan serupa juga sering muncul nih di milis. Mudah-mudahan nyampa ke beliau usulannya :D
Mbak...penikmat kereta juga ya? jurusan mana?
Deleteaku juga kalau duduk lama di angkot .. (maaf) pantatku ga enak gitu..
ReplyDeleteterus aku ga suka kalau orang2 ngelihatin aku sedang pakai gadget mewah (aku merasa ga enak gitu)
kamu kalo kelamaan duduk diangkot pegel, terus milih berdiri gantiin kenek ya? hahaha..kidding! :D
Deleteiya mbak pegel dan merasa sempit mbak
Delete*
Tempo bukan versi indonesianya Time mbak
setahu aku sih justru pihak film yg minta ijin pakai cover Tempo sebagai alat promosi
soalnya kalo saya lihat isi Tempo, kayaknya hampir sama kerangka-nya dgn TIme. Hm..jadi cuma plesetannya ya? plesetan tp serius!
DeleteMemang susah juga sih ya Pop. kalo yang ibu bawa balita tadi memang ada kepentingan mendesak jam segitu, ya mau nggak mau kan ngikut juga.
ReplyDeleteharusnya naik Taxi aja!
Deletejawabanmu ini bukan dari kamu yang kukenal.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAh.
ReplyDeleteKasihan juga ibu dan balita itu. Mau disuruh naik taxi, belum tentu budgetnya untuk ongkos mencukupi untuk taxi. Sedih bayangin si anak berdiri sepanjang perjalanan. Jadi ingat waktu ke Singapore, untung kita bawa stroller, jadi kalau naga2nya rame, dia disuruh duduk di stroller aja, karena takutnya di train nanti gak dapat tempat duduk.
begitulah mbak, jadi sapa yg salah? PT KAI ga pedulikan hal2 seperti ini!
Deleteasalamualaikum
ReplyDeletesaya juga mba, kalau duduk lama dikereta pantat tepos rasanya, makanya sering jalan ke sana kemari aja.
kasihan ibu dan anak balitanya mba.
wallaikumsalam wrwb. iya, makanya heran sama mereka yg tahan duduk lama
Deletesaya dulu pernah bahas masalah ini,bukan hanya kereta tapi angkutan bis,busway dll
ReplyDeletesatu hal yang selalu saya ucapkan ketika kita tidak mau berbagi tempat duduk kepada orang yg lebih membutuhkan yaitu " Berbagi tempat duduk tidak akan,mengurangi sedikit pun harta atau rejeki dikantong celana / dompet kita,lalu apa susah'a berbagi tempat duduk selagi ada bisa bernafas ? "
betul itu!
Deletekira2 Pak Dahlan sdh tau alamat blog mbak Popi belum ya? :) follow Pak Dahlan aja mb..
ReplyDeletebeliau punya blog ya?wah boleh nih jd followernya..
Deletesemoga pak Dahlan Iskan baca blog ini ya Mbak...
ReplyDelete