Monday, June 11, 2012

Saya Protes dalam diam..

gambar diambil dari Google Search Image
Sudah hampir 4 bulan ini kantor saya bikin edaran yang mewajibkan pegawai-nya pake baju seragam. Sebenarnya Ini Surat Edaran ("SE") yang kedua, setelah edaran pertama (sekitar akhir tahun 2011) engga juga di 'gugu' para pegawainya..(tau'kan arti di'gugu'? alias di 'indahkan').
Kenapa toh' sedemikian 'kesed' nya para pegawai di kantorku berbaju seragam? Banyak alasan.
Pertama, SE itu lebih terkesan 'himbauan' dibandingkan 'perintah'. Namanya himbauan, boleh dilaksanakan boleh tidak donk? suka-suka yang dihimbau. Terus, kalo pun surat edaran itu dianggap sebagai 'perintah' kayaknya ga bisa juga. soalnya kalo namanya 'perintah' , harusnya bagi siapa yang tidak menjalankan perintah bakal dapat sanksi. Nah..kalo ini tidak.
Kedua, pada umumnya kewajiban 'berseragam' pada suatu lembaga/institusi...baik swasta atau pemerintah, dibarengi dengan pembagian seragam secara cuma-cuma oleh lembaga/institusi tersebut. Ga tanggung2..biasanya pegawai langsung dikasih 2 stel buat gonta-ganti (masa cuma satu? emang ada yang tahan pake seragam sampe lecek dan bau asam selama seminggu?).
Sayangnya, pembagian gratsi itu tidak ada di kantorku. Eh...ralat, ada ding. Herannya...yang dibagi seragam gratis cuma para pejabat teras, sedangkan para pegawai...(tanpa Pemberitahuan tertulis) terkesan disuruh beli sendiri. Sungguh suatu kebijakan yang aneh. Pejabat yang notabene -penghasilannya lebih besar- kok malah dikasih gratisan?

Sejak adanya SE dimaksud, ada 2 sikap yang diambil pegawai di kantor saya. Pertama, ada pegawai yang menjalankan SE dimaksud yakni dengan terpaksa membeli seragam sendiri. Tapi..-ada tapinya nih- jenis kain dan model seragam- cenderung beda dari yang ditentukan di SE, ..yah, namanya juga seragam modal sendiri, suka2 yang beli donk?
Kedua, ada pegawai yang tetap 'membandel' menolak pake seragam. Pegawai macam gini karena sama sekali ga mau rugi dengan membeli seragam pake modal sendiri. Sampai sekarang, pegawai bandel ini tetap pake baju bebas.
Saya-sebagai salah seorang pegawai yang selama ini terkenal loyal **pffiuuu** - kali ini menunjukan sikap "keberatan' atas himbauan ataupun perintah sebagaimana tercantum dalam SE dimaksud dan oleh karenanya saya ambil sikap yang Kedua tersebut.
Melihat 'keberatan' saya itu, seorang rekan saya -yang punya jabatan- bilang saya 'pelit'. Masa cuma buat beli seragam saja sampe perhitungan? Saya langsung ngeles..'hih, situ enak dapat gratisan, udah gitu kain yang dikasih engga kamu pake pula! mubajir 'kan? mending seragam dan kain seragam itu dibagikan ke para pegawai!". FYI...beberapa pejabat (utamanya perempuan **suka rewel**) ada yang tidak memanfaatkan seragam atau kain seragam pemberian gratis kantor. Mereka malah beli lagi dengan kocek pribadi. Alasannya,  kain yang dikasih kantor engga layaklah, modelnya kependekan-lah, dll.

Sebenarnya, saya mendukung program 'penyeragaman' pakaian kerja di kantor saya. Selain untuk menunjukan we are one (meski beda2 jabatan, unit, strata gaji), juga penggunaan seragam di kantor..mencegah para karyawan (karyawati utamanya) memake baju yg 'saenake dewe'... (menurut kabar burung, kebijakan pimpinan ini muncul salah satunya akibat sang pemimpin sering melihat karyawatinya pake baju yang you can see what I have! entahlah..wallahualam).

So...jangan dikira saya tak patuh perintah atasan dan menolak berseragam karena saya bandel, tapi mengingat ini menyangkut hak dan kewajiban yang tak seimbang, maka untuk sementara ..perintah itu saya Pending dulu.