Mendaki gunung, menuruni lembah dan menerobos hutan belantara...adalah mimpi2 saya di masa muda dulu!
Sebagai seorang anak bungsu, boro2 menjalani ketiga kegiatan di atas, main ke tetangga di kompleks aja belum tentu lolos!
Padahal saya ini sebenarnya orang yang punya hasrat besar untuk berpetualang. Cuma seringkali hasrat itu cuma mentok dalam pikiran saja, tanpa bisa diwujudkan. Dan apabila akhirnya terwujudkan, maka luar biasa berkesan!
Hingga akhirnya, pada suatu hari di bulan November lalu, mimpi2 saya di masa muda dulu sedikit banyak terwujudkan. Meski tidak 100% sesuai dengan angan2 saya, tapi setidaknya beberapa langkah menuju kesana!
Kalo biasanya laut dengan pantainya yang indah tujuan utama liburan kami, maka kali ini kakak saya memberi ide brilian : kaki Gunung Pangrango - Sukabumi!
Kalo biasanya laut dengan pantainya yang indah tujuan utama liburan kami, maka kali ini kakak saya memberi ide brilian : kaki Gunung Pangrango - Sukabumi!
Villa Cemara
Ini nama tempat kami berteduh, beristirahat dan makan bersama dengan suasana sekeliling murni alam ria! Letaknya tepat depan gerbang masuk Taman Nasional Gunung Pangrango. Dalam situsnya dikatakan bahwa Villa ini peninggalan Bung Karno! entah benar entah tidak. Saya mah ga peduli. Yang jelas menginap disini, kita bagaikan dilemparkan ke suatu masa, dimana si Laura di little house on the prairie bercanda bersama Mary kakaknya! (hm...ada yg tau film ini ga ya??).
Villa ini hampir seluruh bangunannya dari kayu (jati tentunya), kecuali kamar mandi yang jumlahnya ada 2.
Kamar tidur ada 3 dengan masing2 berisi 2 ranjang bertingkat. Ruang tengah lumayan lega. Begitu pula dapurnya! Pendek kata, villa ini sangat nyaman untuk mereka yang datang rombongan (15 orangan-an lah!). Harganya? lumayan murah, apalagi kalo kita bisa sharing dengan yang lain!
Danau Situgunung
Menuju danau atau Situ ini bisa ditempuh dengan 3 cara: jalan kaki, naik ojek atau naik mobil. Kami pilih jalan kaki. Sekalian olahraga dan menikmati keindahan alam. Jarak yang ditempuh sekitar 2 Kiloan. Lumayan pegal kaki!
Oiya, sebenarnya saat masuk Taman Nasional kita dikenakan tiket -- kalo engga salah -- sekitar Rp5000,-...tapi berhubung Villa Cemara letaknya tepat depan gerbang masuk, jadi seolah-olah Taman Nasional itu sepaket dengan villa, alias penghuni villa bisa bebas keluar masuk Taman Nasional sesukanya.(sebenarnya sih engga, cuma kami aja yang sok tau keluar masuk dengan cueknya. Lagian petugas loket engga negur pula!).
Panorama Situgunung luar biasa bagusss banget! Bayangkan saja, ada danau di tengah hutan! Suamiku sampe bilang: 'engga nyangka ya? di Jawa Barat yang penduduknya padat gini masih ada panorama alam yang indah!'
Disana juga tersedia camp-camp yang disewakan buat rombongan. Pada saat kami kesana, ada rombongan karyawan dari suatu perusahaan yang sedang outbound.
Curug Sawer
Diantara semua, mungkin perjalanan menuju Curug Sawer yang paling mengesankan dan tak akan terlupakan seumur hidup. Curug Sawer adalah nama salah satu air terjun di dalam Taman Nasional. Menuju kesana sebenarnya ada 2 cara: naik ojek atau jalan kaki. Kedua-duanya medannya sama berat!
Kami - seperti biasa, dengan sok tau - pilih jalan kaki saja! Padahal udah diperingatkan sama petugas tiket, jalan kesana 2x lipat lebih jauh dari jalan ke Situgunung. Begitupun Tukang Ojek udah nawarin supaya saya dan anak2 naik ojek, apalagi dilihatnya ada 3 anak kecil (terkecil Jasmine, 3 thn kurang 2 bln). Tapi kami bersikeras menolak, karena suami khawatir jalan menuju Curug mirip jalan ke Danau : berbatu-batu dan licin bekas hujan, ga aman dilalui ojek. Namun, berkat bujukan Kakak ipar (katanya..'kasianlah, anggap aja bagi2 rejeki ke tukang ojek!'), akhirnya ada 2 orang yang naik ojek : Yasser dan sepupunya yang berusia 6 tahun. Ongkos ojek-nya Rp25.000,-/motor.
Dan ternyata, rute naik ojek berlawanan arah dengan rute jalan kaki! Saya yang melihat Yasser dibawa ngebut tukang ojek ke arah berlawanan....rada ketar-ketir, takut dibawa kabur!
Selanjutnya, perjalanan kami berjalan kaki menuju Curug Sawer adalah perjalanan yang mengharu biru dan mengesankan. Jarak yang harus kami tempuh sekitar 3 kilo lebih. Kalo jalannya datar dan bagus oke saja! Masalahnya jalan kesana belusukan masuk hutan belantara, menanjak dan menuruni bebatuan tajam serta tanah yang licin sehabis hujan. Belum lagi di sisi kanan jurang yang dalam. Bener2 horor!
Kami berangkat jam 14.00 saat cuaca cerah habis hujan. Tapi saat disana, kok serasa gelap ya? o'iya, kan dalam hutan!
Jangan ditanya bagaimana perasaan saya saat itu! Sepanjang jalan saya merutuk dan nyesel setengah mati, kenapa harus ikut dan kenapa pula bawa Jasmine? Karena, sepanjang perjalanan Jasmine minta digendong ayahnya. Kebayang kan? jalan jauh seolah tak ada ujung, suami sambil bopong anak seberat 12 kilo harus turun naik jalanan yang licin, apa ga bikin suami gempor? saya saja yang cuma nenteng payung capek-nya minta ampun. Padahal tadi suami sempet nolak ikut dengan alasan capek abis jalan kaki gendong Jasmine dari Danau tadi pagi. Tapi demi melihat Jasmine yang maksa ikut ke Curug, akhirnya suami gabung.
Beberapa kali kami bertiga harus beristirahat, sementara sodara-sodara saya yang lain udah jalan mendahului. Setiap kali menuruni jalan sempit berbatu licin yang di kanannya jurang, nyali saya ciut, khawatir lihat suami dan Jasmine mendadak terpeleset dan masuk jurang.
Segala pikiran buruk bermunculan. Seandainya mereka terpeleset masuk jurang, bagaimana nolongnya? harus minta tolong siapa? Hp ga ada signal, dan kalopun minta tolong petugas, itu berarti salah satu dari kami harus balik lagi ke pos jaga di gerbang utama tadi yang jaraknya 2 kiloan. Sepertinya kalo mereka terpeleset masuk jurang, saya lebih baik ikut terjun sebagai tanda penyesalan!
Akhirnya, setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan, kami sampai juga di Curug Sawer. Saat kami tiba disana, hujan turun deras. Alhamdulilah...coba kalo hujan turun tadi di tengah jalan? saya bakal nangis sejadi2nya!
Disana Yasser dan sepupunya sudah menunggu ditemani tukang ojek. Syukurlah, mereka selamat!
Cuma seperempat jam kami di Curug Sawer. Mengingat hujan turun makin deras, dan cuaca makin gelap, kami putuskan semua pulang naik ojek. Daripada harus balik lagi lewati hutan tadi?
And you know what? tadinya kupikir medan yang dilalui ojek pasti seperti jalan umum biasa, eh..ternyata: sama gilanya! Ojek yang kami tumpangi harus melewati jalanan sempit, licin berbatu dengan disisi kanan jurang dengan jarak tempuh yang sama jauhnya saat lewati hutan tadi.
Beberapa kali saya dan Yasser harus mengingatkan tukang ojek supaya ga ngebut pas turunan tajam. Tukang ojek dengan santainya malah bilang 'ini ga ngebut kok Bu, kami udah biasa lewati jalan ini!"...yah, situ biasa, bagi kami luar biasa.
Pokoknya, perjalanan pulang dengan tukang ojek gila, sama mengerikannya dengan perjalanan berangkat lalui hutan tadi!
Sampai di vila, saya harus sujud syukur berkali-kali, karena semua bisa kembali dengan selamat!
Setelah melewati setengah hari perjalanan yang mengharu biru itu, kapok-kah saya?
saat itu dan besoknya saya bilang 'Kapok, ga mau lagi kesana!.
Tapi sekarang, rasanya saya pengen balik lagi.
Rupanya ini yang namanya tobat sambel!
Beberapa kali kami bertiga harus beristirahat, sementara sodara-sodara saya yang lain udah jalan mendahului. Setiap kali menuruni jalan sempit berbatu licin yang di kanannya jurang, nyali saya ciut, khawatir lihat suami dan Jasmine mendadak terpeleset dan masuk jurang.
Segala pikiran buruk bermunculan. Seandainya mereka terpeleset masuk jurang, bagaimana nolongnya? harus minta tolong siapa? Hp ga ada signal, dan kalopun minta tolong petugas, itu berarti salah satu dari kami harus balik lagi ke pos jaga di gerbang utama tadi yang jaraknya 2 kiloan. Sepertinya kalo mereka terpeleset masuk jurang, saya lebih baik ikut terjun sebagai tanda penyesalan!
belusukan masuk hutan |
Akhirnya, setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan, kami sampai juga di Curug Sawer. Saat kami tiba disana, hujan turun deras. Alhamdulilah...coba kalo hujan turun tadi di tengah jalan? saya bakal nangis sejadi2nya!
Disana Yasser dan sepupunya sudah menunggu ditemani tukang ojek. Syukurlah, mereka selamat!
Cuma seperempat jam kami di Curug Sawer. Mengingat hujan turun makin deras, dan cuaca makin gelap, kami putuskan semua pulang naik ojek. Daripada harus balik lagi lewati hutan tadi?
And you know what? tadinya kupikir medan yang dilalui ojek pasti seperti jalan umum biasa, eh..ternyata: sama gilanya! Ojek yang kami tumpangi harus melewati jalanan sempit, licin berbatu dengan disisi kanan jurang dengan jarak tempuh yang sama jauhnya saat lewati hutan tadi.
Beberapa kali saya dan Yasser harus mengingatkan tukang ojek supaya ga ngebut pas turunan tajam. Tukang ojek dengan santainya malah bilang 'ini ga ngebut kok Bu, kami udah biasa lewati jalan ini!"...yah, situ biasa, bagi kami luar biasa.
Pokoknya, perjalanan pulang dengan tukang ojek gila, sama mengerikannya dengan perjalanan berangkat lalui hutan tadi!
Sampai di vila, saya harus sujud syukur berkali-kali, karena semua bisa kembali dengan selamat!
Setelah melewati setengah hari perjalanan yang mengharu biru itu, kapok-kah saya?
saat itu dan besoknya saya bilang 'Kapok, ga mau lagi kesana!.
Tapi sekarang, rasanya saya pengen balik lagi.
Rupanya ini yang namanya tobat sambel!
Artikel ini penuh tanda seru, keliatan banget emosinya main di sepanjang tulisannya. Mamanya Yasser ini jarang banget main ke gunung ya? Excited sekali nampaknya :)
ReplyDeleteOh ya, Mbak, minta info dong, sewa bungalow di Villa Cemara itu berapa tarif per malamnya?
hahah..iya mbak. berkesan banget! dan ini sekali2nya saya ke Gunung dan hutan beneran! Sebelumnya paling ke gunung kapur, pegunungan dan hutan tengah kota Bogor (kebun raya).
DeleteVilla cemara yg kusewa itu (muat 15 orang0 sekitar 1,5 jt/malam. Kalo yg kamar2 bisa untuk 4 orang harganya 400 rebu/malam.
Kalo mau dimasakin..kena 40 ribu/orang. Lumayan loh..masakannya banyak dan aneka ragam. Enak lagi!
Hahahhaa. . .
ReplyDeleteSaya anak sulung, tapi saya pun jarang lolos dari jeratan selendang putri. :D
1. Vila cemara. Saya baru tau, Mba. Saya taunya keluarga cemara. hihihi. Kayaknya sik tuh, halamannya luas, adeem. :)
2. Kalau ke danau, jalan kakai berapa jam, Mba?
3. Ngojek aja 25ribuuu, berarti jauh banget tuh. Bawa payung serasa bawa pasir 1 kandi ya, mba. :D Perjalannannya lama, tapi singgahnya hanya sebentar. oooh, sangat disayangkan. hihihi
Beneran mau balik lagi, Mba? Mau ngapaiiiin? :P
emank si idah nih sering kok jalan jalan iyah kan mbak idah
Delete@idah: cukup luas buat main futsal! Ke danau jalan kaki yah..sekitar sejam -an (kalo jalannya santai).
DeleteIya nih,,perjalannya aja yg penuh perjuangan, sampai di curug mah cuma sebentar, soalnya udah mulai gelap dan hujan deras, jadi buru2 pulang!
@Opikaza: idah berniat ke sana bareng kopdar? ok tuh1
jalannya penuh tantangan ya mbak menuju kesana
ReplyDeleteiya mbak. Itu yg bikin pengen balik lagi, penasaran!
Deleteheran sama kamu. lha wong naik gunung koq dipenginin. itu orang-orang kurang kerjaan, tau. udah naik gunung tinggii semaleman, abis itu turun lagi seharian. udah gitu, ngeluh capek, lagi. dunia yang aneh.
ReplyDeletebtw gunung gede dan pangrango sama aja, lebih bagus di kakinya daripada di puncaknya. menyesal naik gunung pangrango. tapi liat di kaki gunungnya (dari fotomu ini) jelas lebih indah. yang foto ke-4 aja tuh mirip turun gunung.
@zachflazz : Hiheiheie iya benar sekali kalaw diliat dari foto foto kakinya memang keren, dan fotonya itu dijepret pake kamera apa tuh. Oh ngomong soal Sukabumi saya sudah tidak ingat lagi apakah sudah pernah kesana atau belum waktu kecil dulu iheiheiheiee. Taunya cuma Cirebon dan Bandung Utara (Purwakarta) tempat saya kemping waktu SMA dahulu iheiheiheiheiheiee
Delete@ zach: iya yah..kurang kerjaan banget tuh yg suka naik Gunung! aplg yg bela2in pengen ketemu pocong di puncak gunung! ckckck...
Deletefoto ke-4? yg ketiga kalee...
@Kang Asep: kaki siapa yg keren kang?? hiehieie...
edyann, pengen ketemu pocong. gendruwo kali..
DeleteHiheiheihiheie siapa yang mau ketemu sama Pocong Gendruwo ya. Mestinya mereka justru harus takut sama KPK , kan dedemit maya juga. Sama sama takut donk yee
Deletesayangnya oknum yg pengen ketemu pocong genderuwo itu ga takut apapun Kang! Bahkan bos yg galaknya bak anjing herder aja ga dianggap **eyesrolling**
DeleteAhhh... Kepengen kesana ah ntar
ReplyDeletesilahkeun
Deletenice trip.. sepertinya sudah saat nya nii saiia keluar kandang :p
ReplyDeletekandang apa nih? kandang singa?
Deletesy sering bgt ke situ gunung mbak.. Paling gak 1x setahun.. Semalem aja baru balik dari sana dan minggu depan insya Allah balik kesana lagi..
ReplyDelete1. TANAKITA CAMP SITE- Kalo ke situ gunung sy selalu nginepnya di sini. Kalo kita jalan ke danau pasti TANAKITA ngelewatin deh
2. DANAU - tiap ke situ gunung pasti sy selalu kesana. Cuma kmrn aja yg enggak.. Bosen.. Hehehe.. Tapi emang enak ya begitu sp sananya.. Danaunya indah bgt..
3. CURUG SAWER - kl ke curug sy baru sekali.. Beberapa bulan yang lalu, lwt jalan utan itu bolak-balik.. Jalan ke arah sana emang gila bgt tegangnya ya mbak.. Hehehe.. Tp seneng kl udah sp curugnya..
Sama deh kayaknya sy juga tobat sambel.. Terus aja balik kesana.. Selalu ada cerita yg seru kyk kmrn sy off road.. Ih tegang deh.. tapi seru Ayo mbak ke situ gung lagi :D
hah? semalam kesana trus minggdep kesana lagi? punya rumah disana ya? atau jangan2 ini yg punya camp/villa? hihi..
DeleteCamp Tanakita..oiya aku lewat kalo ga salah! banyak yg nginep disitu.
Ke CUrug bolak2 lewat hutan? amazing! gak gempor? sebenarnya seru juga sih lewat hutan, cuma krn saat itu aku bawa Jasmine yg masih balita..jadinya rada ketar2, aplg kesananya kesorean dan hujan deras.
Kesana lagi? insyalloh...
Mba Pop, seru banget deh ceritanya. Ngebayangin deg-degannya itu loh.Dan waktu di air terjun kok bentar, kalo hujan bukannya malah seru ya Mba? Hehehe
ReplyDeletekalo saja engga bawa jasmine yg balita pastinya seru Dan!
Deletewaah pengen kesana.. pas nih buat liburan sekolah anak2.. kebetulan anakku yg kecil ngebet bgt pengen ke air terjun :D
ReplyDeleteayo kesana mbak! seru loh!
Deleteohh, ternyata agen pemasaran to?
Deletekayaknya nih ada usaha sampingan jadi Agen Pemasaran
Deletessst...kalo untung besar, ntar ditraktir di warteg mang jaja..
Deletesaya pesen Bubur air putih saja satu gelas. Murah meriah bukan? CUma "temen temennya" itu Bubur ayam 1 porsi, pEcel lele 1 porsi, Es Teh sama Klepon kesukaannya Bang Zachflazz
Deletefoto air terjunnya itu loh...very amazing :)
ReplyDeleteada penampakan di foto itu, keliatan nggak Mas?
Deleteemang ada kok
DeleteDanau Situgunung ini yang jadi lokasi film horor itu, bukan ya?
ReplyDeletefilm horor yg mana? pocong ngesot? hm...
DeleteDanau situgunungnya bagus bangeeet, jadi pingin kesana deh. Semoga pas pulkam bisa nyempetin mampir.. ;D
ReplyDeletepulkam bilang2 ya Be? coklat sweden... :D
Deleteibarat udah kaya Jurnalis lagi ngliput demo,yang tetap memaksakan ngliput walau rusuh
ReplyDeletetapi paling bagus tuh,setahu aku pemandangan flora & fauna'a di Kalimantan soalnya belum terjamah tangan2 usil manusia
pastinya lebih bagus disana. Cuma jarak dan ongkosnya..
Deletesudah lama aku pengen wisata ke gunung... tapi ke taman safari aja aku ga sempat
ReplyDeleteyah..R1o, belajar mulu sih!
Deletegak tau deh kapan keturutannya menjajah jawa barat
ReplyDeleteibue ncip lebih suka ngeluyur ke jawa timur atau sepanjang pantai selatan jawa. rada aneh memang, kalo ibu ibu lain aku liat sukanya yang asik plus fasilitas oke, ibue ncip malah senengnya yang repot, fasilitas kurang, yang penting aroma wisatanya masih alami belum banyak terjamah dan kerasa nendang...
pantai selatan jawa banyak tempat wisata pantai yg bagus tuh! Pantai Pacitan keren tuh ya!
Deletewuuuaaah Dija mau ikut ke air terjunnya dong Tante...
ReplyDeleteHahahaa tukang ojeknya gak memahami penumpangnya ya Mbak... padahal penumpangnya udah sport jantung tuh....
ReplyDeleteSalam kenal Bu!
ReplyDeleteKebetulan saya anak dr pemilik villa tsb.. mau klarifikasi aja.. villanya bukan peninggalan bung Karno lhoooo... nanti ada yg search, baca dan salah paham..
Mohon maaf ini klarifikasinya baru sekarang, karena baru nemu blognya..
Riwayat dari rumah kayunya sendiri adalah rumah asli Betawi yang dulunya dimiliki oleh Bude saya, yang juga pemilik sebelumnya dari villa tersebut. Rumah tersebut dipindahkan dari daerah Tebet ke tanah tersebut. Kemudian kami beli dan kami kembangkan menjadi seperti sekarang.
Jadi kalo peninggalan bung Karno, mungkin si Karno tukang kayu.. hehehehe.. bukan bapak bangsa Indonesia..
Terima kasih telah menginap di villa kami. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam melayani atau berkata-kata.