Friday, September 5, 2014

Suatu Hari di Kebun Raya Bogor

Sesungguhnya ini bukan kali pertama saya berkunjung ke Kebun Raya Bogor (KRB). 
Meski sudah berkali2 kesini dan tiap hari saya selalu melewatinya, tapi rasa penasaran untuk 'ngubek' isi KRB tidak pernah pupus.
Biasanya saya ke KRB bareng keluarga, dan lokasi yang dituju selalu saja sama:  lapangan luas dekat Cafe DeDaunan dan kolam teratai. Lokasi ini merupakan lokasi favorit para pengunjung. Hampir semua pengunjung menuju kesini. Selain karena lapangannya paling luas, ideal buat area anak2 main bola, lari-lari dan juga gelar tiker, lokasi ini juga dekat ke Mesjid dan toilet.
Imbas dari tiap kali ke KRB ke lokasi yang sama, maka bila ada orang tanya apa saja yang menarik di KRB? saya tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Sungguh, saya bukan pemandu wisata yang baik. 

Berangkat dari rasa ingin tau apa saja tempat menarik di KRB (dan demi memberikan jawaban memuaskan manakala ada yang bertanya lagi nanti), maka Jumat di akhir bulan Agustus lalu, bersama dua rekan kantor, kami olahraga jalan kaki 'ngubek' KRB. O'iya, fyi setiap Jumat kantor kami membebaskan karyawannya untuk berolahraga sampai menjelang waktu jumatan tiba. Khusus Jumat, kantor kami memang tidak membuka pelayanan ke publik. Tentu saja, kebijakan 'Jumat bebas' itu direspon semua karyawan dengan antusias. Sebagian ada yang memilih main bulutangkis, sebagian wanita bersenam ria, dan yang lainnya ada yang memanfaatkan dengan olahraga jalan kaki sekaligus berwisata seperti saya.

Kami mulai start dari kantor pukul 07.30 WIB dengan berjalan kaki: menyusuri jembatan merah - jalan paledang - kantor batu hingga bertemu jalan besar Juanda dan Gerbang Utama KRB yang berada tepat di seberang lokasi wisata kuliner- Jalan Suryakencana. Udara sejuk pagi kota Bogor mengiringi langkah kaki kami. Ternyata jalan kaki berkilo-kilo jika dilakoni dengan gembira dan santai, asik juga.

Masuk KRB kami diharuskan bayar tiket Rp15 ribu per orang. Menurut rekan, harusnya kami bawa ID card kantor supaya gratis. Ah, mending bayar ajalah, daripada nanti malu karena udah nunjukin ID masih ditolak juga.

Komplek Makam Belanda. Begitu masuk KRB, tujuan pertama kami adalah lokasi Bunga Bangkai. Sayangnya, saat kami kesana bunga tidak sedang tumbuh. Akhirnya kami cuma lewat dan terus menuju makam Belanda. Letak makam ini di tengah-tengah rimbunnya pohon2 bambu. Udaranya sejuk dan lokasinya cukup gelap. Padahal itu pagi2. Kebayang kan kalo datang kesini menjelang senja, atau malam?  


www.pop282007.blogspot.com
2 kuncen makam
 :-)

www.pop282007.blogspot.com

Sesuai catatan di prasasti yang ada di depan komplek makam, makam ini usianya lebih tua dari KRB tahun 1817. Jumlah makamnya sih cuma sekitar 40-an. Tapi makamnya tertata lumayan apik dalam satu lokasi. Saat datang ke makam, kami bertemu satu keluarga berjumlah 5 orang yang sedang asik foto-foto depan makam. Rupanya mereka sudah lama disitu, karena tak lama kemudian mereka pun beranjak meninggalkan kami bertiga. 
Tidak menghabiskan waktu lama kami berada di sekitar makam. Setelah sekilas baca2 riwayat para penghuni makam yang tertera di batu nisan dan puas berfoto ria, maka kami pun buru2 berlalu dari situ. 

Petilasan Bung Karno. Dari makam Belanda, kami lalu mengambil rute yang jarang dilewati orang. Sengaja ambil rute ini, mumpung saya sedang bersama kawan perjalanan yang hobi blusukan! Tentunya kalo ke KRB bersama keluarga, saya engga akan melewati rute ini bukan? Rute yang kami ambil ini agak memutar dan jauh dari keramaian. Namun sisi positifnya, tanpa sengaja kami bisa menemukan Petilasan Bung Karno, sumur keramat, dan makam keramat Ratu Galuh Mangkualam (istri kedua Prabu Siliwangi) beserta makam Panglima Perang dan Patih Prabu Siliwangi.  

Petilasan Bung Karno berupa sebuah bangunan kecil terbuka yang menyerupai sebuah gazebo. Saat kami kesitu, tak ada pengunjung seorangpun.
Di tengah2 bangunan terlihat beberapa tangkai bunga sedap malam dan bekas dupa dalam sebuah vas bunga. Selebihnya, yang kami temukan adalah sisa-sisa puntung rokok dan bekas gelas air mineral yang teronggok begitu saja di lantai yang kotor. Kebiasaan buruk sebagian besar masyarakat kita: buang sampah sembarangan. Menyebalkan!


www.pop282007.blogspot.com

www.pop282007.blogspot.com

Sumur Keramat Sipatahunan. Dari Petilasan Bung Karno, kemudian kami mengambil jalan menurun ke arah Sungai CIliwung. Pas menuruni jalan, kami lihat di bawah sana diantara pohon-pohon rimbun, seorang pria mandi di sumur. Waduh,...ngapain tuh orang mandi di tengah2 hutan gini?
Rekan perjalananku bilang ..'itu pasti sumur keramat Sipatahunan'. Menurut info yang dia tau, air sumur itu memiliki banyak kelebihan. Selain bisa mensucikan jiwa, juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Maka tak heran saat2 tertentu, ada orang yang mandi atau minum dari sumur itu. Hanya saja karena letak sumur ini yang tersembunyi dan jauh dari keramaian, maka tak banyak orang yang tahu keberadaan sumur ini. Kalo tidak, mungkin setiap pengunjung KRB akan menumpang mandi disini. Apalagi yang habis olahraga jalan kaki kayak kami gini. Di lokasi ini, sorry no pic, mengingat pas mau ngambil foto eh..ada yg lagi mandi!

Komplek Makam Keramat Prabu Siliwangi. Tak berapa jauh dari sumur keramat, kami menemukan (lagi) komplek makam.  Konon menurut kuncen disitu, ini adalah makam Ratu Galuh Mangkualam (istri kedua Prabu Siliwangi) beserta makam Panglima Perang dan Patih Prabu Siliwangi.  Sebagaimana halnya suatu makam keramat, banyak orang yang datang ke makam ini dengan berbagai niat. Saat kami berkunjung ke makam itu, ada beberapa pengunjung makam. Kami sendiri tidak masuk ke dalam makam sang Ratu dan lebih memilih menengok dan mengambil foto dari luar pagar makam.


www.pop282007.blogspot.com

www.pop282007.blogspot.com

www.pop282007.blogspot.com

Taman Sudjana Kasan. Setelah berjalan cukup jauh dari makam keramat, kami tiba di sebuah taman cantik. Di taman ini terdapat patung laki-laki setengah badan, dengan tulisan 'Lebak Sudjana Kasan 18 Mei 1985'. Menurut info yang saya search di mbah google (setelah saya balik ke kantor) dijelaskan bahwa Bapak Sudjana Kasan adalah ahli Biologi Indonesia pertama yang mengelola KRB. Sebagai kenangan dan penghormatan atas kepemimpinannya, maka taman ini didedikasikan untuk beliau.
Dan ternyata menurut mbah google juga, di taman itu terdapat lambang burung Garuda yang bisa dilihat jelas di google map. Taman ini seringkali disebut taman bhineka. 

www.pop282007.blogspot.com

www.pop282007.blogspot

www.pop282007.blogspot.com

Di taman ini kami -lagi-lagi- tidak bertemu banyak orang. Cuma menemukan seorang turis wanita Jepang yang duduk selonjoran sambil nyanyi2. Sepertinya dia habis mandi. Entah mandi dimana. Jangan2 abis nyebur di kolam taman?

Keluar dari taman, kami kembali ke rute umum yang sekarang mulai banyak orang. 
Tepat di depan taman anggrek kami menemukan kran Air minum gratis. Wah..serasa bertemu oase di gurun, kedua rekan saya yang dari tadi ga bawa minum, langsung bergegas ke arah kran. Yah, sayang sekali tadi botol air mineral saya yang sudah kosong malah dibuang, padahal bisa buat isi ulang.


www.pop282007.blogspot.com

Selesai melepas dahaga, kami memutuskan untuk istirahat sejenak di rerumputan. Sementara salah seorang rekan saya sibuk berusaha memetik buah bisbul yang pohonnya tegak berdiri tepat diseberang tempat kami duduk. Sayangnya buah bisbul yang matang adanya di batang pohon paling atas. Hingga rekan saya cuma bisa memetik yang masih mentah. Saya sendiri baru tau ada buah bernama bisbul. Katanya sih enak dan manis, itu kata rekan saya yang udah sering mencoba. Buah ini termasuk buah langka. Seperti halnya buah kacapi, buah huni dan buah jigong alias sawo Belanda. Eh...dimana ya cari buah2an itu? dulu waktu saya kecil, gampang sekali menemukannya. Banyak yang jual. Kenapa sekarang jadi menghilang?

Hampir setengah hari kami menjelajahi KRB. Saya cukup puas. Selain berolahraga, juga sekalian berwisata. O'iya..sebelum lupa, lokasi2 menarik di KRB tadi posisinya ada di sayap kiri KRB, yang berarti berada di sekitar wilayah sempur dan jalan padjajaran (Bukan di sekitaran Pasar Bogor).

Sepanjang perjalanan pulang (kali ini memilih naik angkot karena udara sudah mulai panas terik), dalam pikiran saya mulai muncul ide2 akan kemana lagikah Jumat depan? Rasanya masih banyak obyek wisata bersejarah di Bogor yang belum saya jajaki. 

See you next friday!!