Fajar Iedul Fitri telah tiba
Mari kita sambut dengan gembira
Meski Pandemi Corona tengah melanda
Lebaran kali ini terasa beda
Karena kami tidak kemana-mana
Bahkan Shalat Iedul Fitri dilakukan disini
Di rumah saja, bersama keluarga tercinta
Kami tidak berkunjung dan dikunjungi sanak saudara dan tetangga
Semua terkurung di rumah dalam kesepiannya
Sungguh, kami tidak membenci Corona
Karena kami tau, semua terjadi atas izin Allah
Tidak ada satupun Dia ciptakan sia-sia
Pasti ada makna dibaliknya
Ya Allah..
Jadikanlah Ramadhan kemarin penuh berkah dan makna
Sucikan kami pada akhirnya
Dan pertemukanlah kembali kami pada Ramadhan berikutnya
Namun dengan suasana yang penuh suka cita
Lebaran kali ini terasa beda
Kami tetap disini Di Rumah Saja
Kelak, suatu saat nanti akan jadi cerita
Kita pernah berlebaran di tengan pandemi Corona
Bogor, 24 Mei 2020 Iedul Fitri 1441 H
Saat Pandemi Corona melanda
CINTA DAMAI
This blog is dedicated to my kids, specially my daughter: Jasmine. Why her? 'coz girl usually likes to read more than boys. Last but not least, hope she will read this blog someday and like this!
Sunday, May 24, 2020
Friday, May 22, 2020
Antara Kita dan Corona
Namun bukan soal
perpanjangan masa SfH dan WfH yang akan dibahas dalam tulisan ini, tapi
bagaimana kita menyikapi efek pandemi Corona.
Di sisi manakah kita selama
ini, apakah termasuk yang suka 'menggerutu' ataukah termasuk kelompok yang
pandai 'bersyukur'?
Semua orang marah pada
pandemi ini, sudah pasti. Utamanya, karena Corona banyak memakan korban jiwa.
Pandemi juga telah
memenjarakan kita – semua para penghuni bumi tanpa kecuali. Ruang gerak
dibatasi, yang suka travelling dipaksa untuk duduk manis di rumah. Yang hobi
belanja, simpan saja uangnya untuk tahun-tahun berikutnya. Dan yang senang
kumpul-kumpul, silahkan menghibur diri di group Whatsapp atau aplikasi chat
lainnya. Jelasnya, semua dipaksa banyak bersabar dan ‘tahan diri’.
Sementara bagi mereka yang
bersyukur, tentu bukan bersyukur penyebaran virusnya, tapi lebih ke arah melihat
sisi baik efek pandemi. Pandemi membuat kita lebih banyak diam di rumah. Anggota
keluarga yang selama ini sibuk dengan dunia masing-masing, kini bisa berkumpul
dan mengakrabkan diri kembali. Seorang ibu pekerja, bisa menemani anaknya belajar
dan mengajaknya bermain, begitu pula Ayah.
Atau mungkin ada juga yang mendadak
tersadar bahwa ternyata diam di rumah terlalu lama membosankan juga, sehingga yang
sebelumnya berniat untuk resign dari status Pegawai Negeri Sipil
(PNS) jadi dipikir ulang. Tambahan lagi, melihat kenyataan bahwa pandemi yang
memukul dunia usaha hingga berujung PHK, nyatanya hanya sedikit berimbas pada mereka
yang berstatus PNS. Status pegawai masih ditangan dan tetap terima gaji plus
tunjangan. Maka, nikmat Tuhanmu mana lagikah yang Engkau dustakan? (Qs.
Ar-Rahman).
Tanpa disadari, Corona juga telah
mengistirahatkan bumi. Gerakan #DiRumahSaja yang
digaungkan di berbagai negara termasuk Indonesia, membuat bumi sejenak terbebas dari segala
macam polusi. Bayangkan, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
jalanan sepi dan lancar jaya. Dan kondisi seperti ini apakah bisa seterusnya
meski pandemi berakhir? Kemarin PSBB dilonggarkan sedikit saja, jalanan kembali
'semarak' dan lautan manusia memenuhi semua sudut pasar.
Bahkan bulan suci Ramadhan kali
ini terasa 'lain'. Umat islam 'dipaksa' untuk lebih banyak diam di rumah, beribadah. Bukan tawaf
di mall, seperti kebiasaan beberapa orang tahun-tahun lalu (termasuk saya).
Kita dipaksa untuk lebih banyak merenung, bersyukur dengan apa yang didapat dan
ikhlas dengan apa yang terjadi. Kepekaan
sosial kita pun diuji. Sesekali lihat kiri-kanan, depan-belakang, apakah ada
yang terpuruk ekonominya karena Corona? Buka mata, buka hati. Jangan segan
untuk merogoh kantong, meski sedikit tapi sangat berarti.
Beberapa hari ke depan Idul
Fitri akan tiba. Lalu bagaimana nanti hari lebaran silaturahmi? gampang, ada
berbagai pilihan aplikasi tersedia. Jangan lupa undang teman dan sanak saudara.
Ikuti anjuran Pemerintah: tidak perlu mudik atau kumpul keluarga lebih dari 5. Cukup
sampaikan ucapan maaf dan hari raya lewat aplikasi tadi. Yang penting maknanya
bukan medianya. Meski jauh di mata, namun tetap dekat di hati.
Hingga saat ini tidak ada ahli
yang bisa memprediksi kapan pandemi Corona akan berakhir. Lantas apakah kita selamanya
akan berdiam di rumah menunggu sesuatu yang tak pasti? SfH dan WfH tidak mungkin
seterusnya. Kehidupan harus tetap berjalan. Pada akhirnya kita memang
harus ‘berdamai’ dengan Corona. Dalam arti kata, kita kembali ke kehidupan normal,
meski Corona masih di sekitar kita. Namun kehidupan ‘normal’ yang sekarang tidak
sama seperti sebelumnya. New normal life, begitu istilahnya.
Anak-anak akan kembali ke
sekolah, karyawan kembali ke kantor, pedagang kembali ke pasar, tapi mereka tetap
harus jaga jarak dan membiasakan gaya hidup sehat. Gunakan masker saat keluar
rumah, rajin cuci tangan dan jaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan asupan
vitamin. Berat memang, tapi mau gimana lagi? Corona masih disekitar kita dan siap mengintai siapa saja yang lengah dan tak berdaya.
Satu hal paling penting:
tetaplah berpikir positif.
Percayalah, Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu
dengan sia-sia. Pasti ada makna luar biasa dibaliknya.
Bogor, 20 Mei 2020, pada
suatu hari di teras rumah saat pandemi melanda.
Friday, October 27, 2017
Rinduku Padamu Ibu (2)
Larut malam bergerak perlahan
Tiada
lagi kulihat sosokmu disini
Kemanakah
gerangan dirimu Ibu?
Malam
mendekapku dalam gelap
Sinar
bulan tak cukup menuntun langkahku untuk mencari jejakmu kesana
Terkungkung
disini, dalam sepi, harus bagaimana?
Sesal
disini, tiada berguna
Begitu
berlalu, semua terasa hampa
Kemarin
kau disini Ibu. Bersamaku
Namun
keberadaanmu kusia-sia begitu saja
Betapa
bodohnya aku?
Waktu
terus menderaku
Gelisah
menghantui setiap helaan nafasku
Masihkah
ada waktu untukku
Bersua
dan bersimpuh dihadapanmu kembali
Dalam doa dan dzikir panjang di
setiap sholat malam
Melalui lantunan ayat-ayat suci
Al-Quran
kusampaikan rasa rinduku padamu
Ibu
Smoga Allah melimpahkan kasih sayang-Nya
padamu disana..
Subscribe to:
Posts (Atom)